PINRANG, JNN — Pembunuhan sadis 23 tusukan di bagian dada kakek Marten Minggu (98) yang terjadi setahun tiga bulan sampai kini belum ada tanda tanda pengungkapan oleh pihak Kepolisian Resort Pinrang, hingga Minggu, 4 Maret 2018.
Pembunuhan sadis terjadi di Jalan Rusa, Kelurahan Macorawalie, Kabupaten Pinrang, dengan 23 tusukan, Rabu (4/1/2017) pagi.
Korban yang juga kakek mantan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Frans Barrun, hingga kini belum ada tanda-tanda keberhasilan penyidik mengungkap ciri-ciri terduga tersangka. Padahal dalam kasus ini sudah ada enam orang yang diambil keterangannya, termasuk putranya Agustinus yang pertama menemukan korban tergeletak dengan bersimpuh darah.
Meski dalam proses penyelidikan ini juga diturunkan tim Polda dan diperkuat tim labfor, hasilnya tetap ‘nihil’ sehingga publik wajar saja bertanya-tanya apakah penyelidikannya dihentikan ?
Kepada Join News Network (JNN) diluruskan Polda Sulawesi Selatan, lewat Kabid Humasnya menyebut bila kasus pembunuhan tak pernah dihentikan penyidik tetap melakukan meski memerlukan cukup waktu agar dalam menetapkan terduga tersangka tepat dan benar, “Masih dalam proses di Polres Pinrang,” sebut Kombes Pol Dicky Sondani, lewat WhatsApp-nya kepada JNN, siang tadi.
Kapolres Pinrang, AKBP Adhi Purboyo, belum berhasil di konfirmasi, tapi setidaknya yakin bila saksi dari Papua (masih anak korban) sudah diambil keterangannya oleh penyidik Polres Pinrang yang baru akan mengambil kesimpulan.
“Sisa menunggu saksi anak korban yang ada di Papua,” katanya pada JNN beberapa waktu lalu.
Sementara mantan Kapolres Pinrang, AKBP Leo Joko Triwibowo, saat di TKP , setelah melayat ke anggota Bhayangkara yang meninggal di Leppangan, di TKP memang sudah meragukan bila kasus ini cepat terungkap karena kondisi di dalam rumah korban boleh dikatakan menyulitkan Labfor , selain hanya ada beberapa petunjuk saja yang diambil petugas Labfor, jelasnya.
Sayang kasus ini belum terungkap, AKBP Leo harus menjalani mutasi dan digantikan oleh AKBP Adhi Purboyo, yang melanjutkan penyelidikan ini termasuk DPO Narkoba.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat mantan Kapolres Pinrang, AKBP Leo, dan beberapa anggotanya menghadiri pemakaman anggotanya di Leppangan (4/1/2017) tiba -tiba menerima telpon bila terjadi pembunuhan (Kakek Mantam Kabid Humas Polda Sulsel) dengan 23 tusukan di bagian perutnya.
Begitu selesai penguburan langsung menuju TKP. Di wajah Leo, terlihat kekecewaan karena kondisi di TKP sudah tidak steril sehingga ada saja petunjuk yang terhapus.
Sehingga kasus pembunuhan ini masih menyimpan misteri, lantaran pelaku pembunuhan belum diketahui identitasnya.
Meski dugaan sementara, motif pembunuhan adalah perampokan. Informasi yang dihimpun JNN saat itu di TKP , korban ditemukan pertama kali oleh anak lelakinya bernama Agustinus Minggu. Menurut penuturan Anti, tetangga Marten yang kerap membantu pekerjaan sehari-hari di rumah korban mengaku datang ke rumah Marten pada siang hari.
Tidak lama berselang, anak korban, Agustinus Minggu tiba di rumah untuk beristirahat makan siang. Agustinus kemudian bertanya kepada Anti tentang keberadaan bapaknya. Anti menjawab, mungkin lagi beristirahat di dalam kamarnya. Setelah mencari di kamarnya, korban tidak ditemukan. Agustinus kemudian menyisir satu persatu dan dia terkejut ketika menemukan ayahnya tewas dalam kondisi tragis di kamar belakang.
Di lokasi kejadian, petugas kepolisian menemukan sebuah sarung badik (Sajam) yang diduga milik pelaku. Uang korban Rp450 ribu ditemukan berserakan di lantai rumah.
Sebelum AKBP Leo termutasi, Leo masih sempat menerima kunjungan mantan Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Frans Barrung, di ruang kerjanya, dan hingga termutasi tidak di ketahui apa hasil pertemuan tersebut hingga kasus ini belum terjawab.(JNN-NAS)
Ketgam: Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky dan Kapolres Pinrang AKBP Adhi Purboyo.(Ft: Ist)