Ratusan Massa Unjukrasa Serbu Kantor Bupati Wakatobi, Ada Apa?

WAKATOBI — Dipicu adanya kekecewaan terhadap program Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, ratusan massa dari masyarakat nelayan pulau Wangi-Wangi yang tergabung dalam Barisan Orator Masyarakat Kepulauan Buton (BOM Kepton) menyerbu kantor Bupati Wakatobi, Senin (17/12/2018).

Di depan kantor Bupati Wakatobi massa aksi dihadang oleh aparat keamanan, massa yang memaksa masuk ingin bertemu pimpinan daerah akhirnya bentrok bersama aparat, aksi saling dorong dengan aparat Kepolisian dan Sat Pol-PP pun tak terhindarkan.

Ratusan massa yang dipimpin oleh Koordinator Lapangan (Korlap) LM Syai Roziq Arifin itu merasa kecewa dengan Pemda Wakatobi, pasalnya dengan adanya kelangkaan dan harga BBM yang mencekik leher maka Program Wakatobi Bersinar dianggap tidak berlaku bagi para nelayan saat ini. Massa aksi pun menilai program tersebut hanyalah Sinaran Kezholiman bagi masyarakat nelayan.

“Kami melihat program Wakatobi Bersinar hari ini adalah Sinaran Kezholiman, karena kelangkaan BBM Solar yang mengakibatkan nelayan tidak melaut saat ini dinilai sama halnya dengan penindasan terhadap masyarakat nelayan. Aksi ini adalah yang ke-2 kami lakukan dengan kasus yang sama, karena kami melihat tidak ada penyelesaian dari pihak Pemda,” ungkap Roziq.

Dijelaskannya, kelangkaan solar terjadi di setiap Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) di pulau Wangi-Wangi. Harga solar eceran yang dijual pun saat ini naik hingga Rp220 ribu per jerigen yang berkapasitas 20 liter.

Sementara itu, harga minyak tanah pun naik hingga mencapai Rp. 25 ribu per botol aqua kapasitas 1 liter setengah, semua ini dikarenakan tidak adanya pengawasan yang ketat dari Pemda setempat melaui Dinas Perindag, Polres dan DPRD kabupaten Wakatobi.

“Kurangnya pengawasan terhadap APMS di pulau Wangi-Wangi, menyebabkan mahalnya harga solar dan minyak tanah yang dijual oleh para pengecer. Kami menduga ada indikasi kongkalikong antara semua pihak terkait, hal ini sama halnya Pemerintah memperkaya diri sendiri dan hanya menyengsarakan ribuan rakyat nelayan di pulau Wangi-Wangi,” teriak Roziq Arifin dalam orasinya.

Pria yang kerap dipanggil La Ode Pendemo ini mengungkapkan, sebelumnya hasil konfirmasinya dengan pihak Depot Pertamina Kota Baubau dijelaskan bahwa, untuk bulan Desember tahun 2018 telah diadakan tiga kali pengiriman BBM (Berupa premium dan solar) ke pulau Wangi-Wangi. Setiap satu kali pengiriman mencapai kurang lebih 100 ton solar, sehingga bila tiga kali pengiriman sekitar kurang lebih 300 ton BBM (Solar dan premium yang masuk di pulau Wangi-Wangi hanya untuk bulan Desember 2018.

“Jadi sangat tidak rasional jika terjadi kelangkaan solar di masing-masing APMS di pulau Wangi-Wangi,” ungkap Roziq.

“Pendapatan masyarakat petani melemah, lapangan kerja berkurang, pemuda desa nganggur, nelayan juga ngangggur, apakah ini yang dinamakan Wakatobi Bersinar? semakin hari, semakin banyak nelayan yang tidak melaut dan kelaparan akibat kesusahan mencari nafkah, untuk itu jangan benci kami ketika kami turun ke jalan, sebab kita tumbuh dalam kondisi yang tidak sama, kami minta pemerintah segera penuhi tuntatan kami atau kita semua sama-sama tenggelam dalam lautan darah,” kecam Roziq Arifin kepada pemerintah daerah.

Massa aksi menuntut Bupati Wakatobi untuk mencopot Kepala Dinas Perindag dari jabatannya karena dianggap gagal dalam mengawasi APMS di pulau Wangi-Wangi yang hari ini terindikasi lebih mengutamakan penjualan BBM khususnya solar ke penjual eceran, bukan kepada masyarakat nelayan.

“Pihak Dinas Perindag gagal dalam mengontrol harga perdagangan solar dan minyak tanah dikalangan penjual eceran di pulau Wangi-Wangi,” tambahnya.

Selain itu, massa juga meminta kepada Pemda Wakatobi melalui bupati, DPRD, Kapolres dan Kasat Pol-PP agar dalam waktu 1×24 jam melakukan rapat koordinasi dan membentuk tim khusus untuk kemudian melakukan pengawasan yang ketat terhadap proses pengelolaan BBM (solar) di APMS Desa Waelumu milik Umar, APMS di Mandati sebagai distributor APMS di pulau Wangi-Wangi, APMS di Wandoka dan APMS Desa Longa.

“APMS jangan main jual sembunyi-sembunyi dan jangan prioritaskan penjual enceran, tapi utamakan dulu nelayan, jika tidak kami akan melakukan aksi susulan yang lebih besar dan memboikot seluruh APMS di pulau Wangi-Wangi, sampe kiamat kami akan terus melakukan demonstrasi apabila tuntutan kami tidak diindahkan,” tegas Roziq Arifin.

Lanjut dari itu, masa meminta kepada Pemda segera memerintahkan pihak APMS di Kabupaten Wakatobi untuk membuka pelayanan sesuai dengan konstitusi yg berlaku, massa juga meminta Kepala Depot Pertamina Kota Baubau harus mengevaluasi pendistribusian terhadap masing-masing APMS di pulau Wangi-Wangi.

Tak hanya itu, Dirjen pertamina indonesia timur yang ada di Makassar juga diminta untuk segera melayangkan teguran terhadap seluruh APMS di pulau Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi yang hari ini terindikasi melakukan penjualan BBM solar dengan lebih memprioritaskan penjual eceran bukan ke masyarakat nelayan yang lebih membutuhkan, persoalan tersebut pun membawa dampak masyarakat nelayan di pulau Wangi-Wangi tidak bisa melaut.

“Kami juga meminta Bupati yang telah memprogramkan Wakatobi Bersinar agar mewujudkan program tersebut secara efektif dan efisien kepada seluruh lapisan masyarakat yang berada di Kabupaten Wakatobi,” tuturnya.(***)

Pos terkait