JAKARTA ‐‐ Dilansir CNNIndonesia (CNNI) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim hampir semua persenjataan mereka berasal dari rampasan TNI-Polri.
Bahkan TPNPB menyebut semakin banyaknya jumlah aparat keamanan yang diterjunkan pemerintah Indonesia dianggap mereka (TPNPB) sebagai ‘berkah’.
Komentar ini dikatakan juru bicara TNPB Sebby Sambom kepada CNNI.com, lewat telepon ,Rabu (5/12) kemarin.
“Bagi kami tentara polisi terlalu banyak kami bilang bawa ‘jualan’. Jadi kita akan bunuh, ambil senjata,” katanya Sebby seperti yang dikutif Join News Network (JN N) , Kamis (6/12) dinihari tadi.
Jubir TNPB , Sebby Sambom, menambahkan, informasi dari pemerintah yang menyebutkan pelaku penyerangan di proyek jembatan Kali Yigi dan Kali Aorak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga memiliki senjata berstandar organisasi The North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Namun diklaim Sebby, bahwa senjata tersebut hanya berasal dari rampasan perang mereka dengan TNI-Polri. Kalaupun di luar ada senjata lain, ia mengaku hanya berasal dari peninggalan Belanda dahulu kala. Namun, Sebby menolak mengungkap persenjataan mereka. ” Jumlah senjata tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit .” Semuanya itu kami (TNPB) ambil dari TNI-Polri. Kita bunuh, ambil, bunuh, ambil, ” tegas Sebby.
Kelompoknya,lanjut Sebby, berprinsip dengan satu senjata melawan seribu senjata milik aparat pemerintah. “Artinya kita 1 senjata bisa bunuh 1.000 tentara Indonesia,” katanya.
SENJATA ILEGAL.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi mengatakan kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membunuh belasan pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua tersebut memiliki – senjata ilegal dengan standar militer dan bahkan standar NATO.
Muhammad Aidi menyebut KKB pimpinan Egianus Kogoya itu punya perlengkapan senjata standar militer karena merampas milik anggota TNI-Polri dan pasokan dari luar negeri secara ilegal.
“Dari data laporan intelijen yang kita terima, mereka memiliki senjata api. Senjata standar militer. Jumlahnya puluhan, standar militer, standar NATO,” kata Aidi , kepada pemberita Selasa (4/12) di Jakarta.
Namun demikian, Aidi belum memiliki informasi rinci seputar kekuatan senjata yang dimiliki kelompok Egianus saat ini.
KEJAR TANGKAP .
Sementara Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan bahwa aparat keamanan terus me mengejar dan menangkap Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) yang membunuh 19 pekerja proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua.
” Kita kejar mereka, kita bersihkan mereka, kita tangkap mereka,” tegas Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, kepada pemberita Rabu (5/12) kemarin di Jakarta.
Pasalnya lanjut Wiranto, para pelaku itu sudah termasuk dalam kategori Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) yang berpotensi mengganggu kedaulatan NKRI.
Sumber: CNNI/REM VII/Polhukam
Editor: JNN-NAS