MEDU-ONLINE, PALOPO | Namanya Ciwang. Lengkapnya Andi Riswan Mattoreang. Pemuda asal kota Palopo, usia 39 tahun itu kini jadi viral di jagad dunia maya.
Itu setelah mantan karyawan perusahaan pabrik dan perkebunan kelapa sawit di Merauke itu lebih memilih pulang naik sepeda daripada naik pesawat ataupun kapal laut. Padahal dia mampu beli tiket, bukan pemuda miskin-miskin amat.
Mengapa Andi Riswan Mattoreang harus menempuh jarak 2.279 kilometer dari Merauke menuju kampung halamannya di Kota Palopo dengan bersepeda dibanding naik pesawat yang hanya memerlukan waktu tempuk 2 jam. Sudah gitu, tidak kepanasan dan bercucur keringat?
Kepada awak media, Ciwang menuturkan alasannya. “Saya mulai menempuh perjalanan itu sejak November 2021 lalu. Ya kalo dihitung-hitung sih sudah hampir enam bulan lamanya, ya bisa-bisa tua di jalan hahaha,” aku Ciwang sambil tertawa, saat dicegat wartawan di kawasan Parepare Sulawesi Selatan.
“Tetapi ini adalah, bagi saya, adalah perjalanan wisata. Saya bisa naik pesawat atau kapal laut kalau saya mau. Tetapi saya ingin mengenal Indonesia lebih dekat lagi. Saya ingin melihat kampung-kampung di Nusantara lewat bersepeda, sambil sekaligus tentu berolahraga,” tuturnya lagi.
Rute safari alias perjalanan wisata yang dilakukan Ciwang adalah Merauke Papua, Maluku, NTT, NTB, Bali, Jawa hingga menyeberang ke Sulawesi Selatan. Jauh juga ya?
Nah untuk memenuhi hasrat Ciwang yang hobi jalan-jalan menikmati keindahan alam Nusantara, ia mengaku mengeluarkan uang yang lumayan banyak juga. Ya, iyalah kan pake dana sendiri, tidak pake APBN, upsss…. hehe. Sekira hampir Rp10 juta-an, duitnya habis selama perjalanan wisata bersepeda ini.
Ciwang adalah pemuda asal Palopo yang orangtuanya berdomisili di Bonebone, kabupaten Luwu Utara.
Ia menggunakan uang tabungannya saat kerja di pabrik kelapa sawit di Papua. Selama 6 tahun dirinya bekerja di Papua. Dan sudah 2 tahun ia mengaku belum pulang kampung semenjak pandemi Covid-19 melanda negeri ini.
Meski diterpa panasnya terik mentari serta kedinginan saat hujan turun tapi tidak menyurutkan semangat Andi Riswan Mattoreang untuk sampai ke kampung halamannya meski bekal yang dia bawa pun seadanya, yakni hanya berupa tas berisi pakaianm jas hujan, bantal dan peralatan mandi.
“Kalau mau makan sih di warung. Kalau mau tidur kadang di masjid, SPBU dan ada juga beberapa rumah teman yang aku lalui,” tuturnya, seperti dilihat Medu-Online di tayangan Youtube Indozone.
Setiap dua jam perjalanan Ciwang biasanya singgah beristirahat. Saat istirahat, iia memanfaatkan waktunya untuk makan, salat dan mandi.
“Kalau siang saya istirahat biasanya dua jam baru lanjut lagi perjalanan. Kalau pagi 10 menit saja istirahatnya kemudian jalan lagi,” ujar dia.
Meski demikian, Ciwang mengaku masih kuat menjalani ibadah puasa selama dalam perjalanan. “Tapi selama puasa ini kadang jalan pukul 09.00 atau 10.00 pagi,” ucapnya.
Selama dalam perjalanan, Ciwang mengaku sepeda MTB yang ia kendarai enggak pernah mengalami kerusakan dan hanya ganti ban. “Saya ganti ban dua kali waktu berada di Flores, NTT,” kata dia.
Saat ditanya terkait alasannya menggunakan sepeda sampai sejauh itu, ia beralasan hanya ingin menikmati perjalanan. Bagi dia, bersepeda mengelilingi Indonesia merupakan pengalaman yang sangat indah.
“Kalau uang sih ada, saya bisa menggunakan pesawat. Tapi bersepeda itu adalah menarik apalagi perjalanan jauh,” ujar dia.
Ia melanjutkan, “saya lebih memilih naik sepeda daripada naik motor. Karena kalau naik motor itukan cepat sekali. Kita tidak bisa menikmati pemandangan,” ungkapnya.
“Target saya, insya Allah kalau tidak ada halangan, hari Minggu sudah tiba di kota Palopo,” sambungnya.
Ciwang yang pernah bekerja di salah satu pabrik kelapa sawit di Merauku Papua itu akhirnya memilih resign dari perusahaannya demi bisa pulang kampung ke Palopo. “Saya sudah jenuh di Papua, apalagi dua tahun enggak bisa pulang karena pandemi Covid-19. Ke depannya saya akan membuka usaha di kampung, ya ingin ber-wiraswasta saja,” sebutnya sebelum mengayuh kembali sepeda MTB-nya menuju kampung halamannya di Palopo dan Bonebone. (*)