Oleh: Arifin Zainuddin Laila
Di Kota Palopo sendiri THM seperti gula yg di kerumuni semut. Labombo menjadi PUSAT Tempat Hiburan Malam (THM) yang kerap meresahkan masyarakat karena jauh dari norma-norma agama dan budaya. Disamping itu, keberadaannya THM diduga hanya sebagai kamuflase prostitusi terselubung.
Tak hanya tempat prostitusi, THM juga tempat peredaran narkoba yang dapat mengancam generasi bangsa. Kota Palopo merupakan kota tujuan pendidikan, ribuan generasi bangsa menuntut dan mengenyam pendidikan di Kota ini. Bisa di bayangkan dgn keberadaan THM dapat menjadi ancaman buruk terhadap rusaknya generasi bangsa. Kita tidak menginginkan kota yg beradab ini menjadi kota yg biadab akibat adanya THM di kota Palopo.
Salah satu efek dari Tempat Hiburan Malam adalah banyak kasus-kasus penyimpangan terhadap norma-norma yang seringkali dilakukan oleh para peminat hiburan tersebut seperti free sex, mengkonsumsi narkoba, mabuk-mabukan, hingga tindakan kriminal seperti perkelahian yang berujung saling bunuh.
Keberadaan THM menjadi virus mematikan bagi generasi bangsa khususnya para pelajar di kota Palopo. Pengunjung THM terbanyak adalah usia remaja, pelajar dan mahasiswa. Dalam proses ini berlangsung perubahan biologis dan psikoogis yang dialami remaja itu sendiri yang pada akhirnya menjadi candu serta menjadi kebiasaan buruk disertai pola hidup yang hedonis.
Generasi muda harusnya menjadi asset berharga negeri ini sebagai penerus bangsa yang membanggakan. Akan tetapi, pengaruh budaya barat dan gaya hidup metropolis membuat tak sedikit kaum muda terjerumus ke dalam hingar-bingar dunia malam yang begitu menghanyutkan. Mereka lupa waktu dan lupa tujuan. Masa produktif untuk belajar, berkreasi, dan mengeksplorasi bakat minat mereka seakan sirna tergantikan oleh kegiatan malam yang begitu tak bermanfaat.
Apresiasi setinggi-tingginya buat bapak Kapolres Kota Palopo yang bersih kukuh untuk menutup THM.
Kami “Pelajar” sangat berterima kasih atas ketegasan bapak.
Mari selamatkan generasi bangsa dari bahaya laten budaya Barat.
*) Penulis adalah Aktivis pelajar/Mahasiswa Unanda Palopo