PINRANG — Tim berjuluk Laskar Sawerigading, Gaspa 1958 mampu menahan imbang tuan rumah Perspin Pinrang dengan skor 1-1 di Stadion Bau Massepe Pinrang, dalam putaran 4 Besar Liga 3 Sulsel, Sabtu (26/10).
Partai kedua yang dimulai pukul 16.00 Wita itu, sejak menit-menit awal, skill dan permainan cepat one two, sudah diperagakan anak anak Gaspa Palopo 1958.
Laskar Sawerigading yang diotaki Gafur Syamsu, pada menit ke 10, sebenarnya sudah lebih dulu leading.
Hanya saja wasit Sukiman asal Wajo yang memimpin pertandingan ini terindikasi lebih menguntungkan tuan rumah dan keputusannya banyak merugikan tim tamu.
Gol Gaspa lewat gebrakan Rahmat dan kawan-kawan di menit ke 10 itu, dianulir dan dinyatakan offside oleh sang pengadil. Yohan yang membobol jala dinyatakan offside, padahal posisinya sejajar dengan pemain belakang Perspin.
Tidak hanya itu, Raikard Dwi Yulianto (ujung tombak Gaspa 1958) juga dapat hadiah istimewa dari wasit. Pemain senior ini terakumulasi kartu kuning di menit ke 23 dan 33. Raikard pun diusir wasit dari lapangan hijau.
Praktis, Gaspa yang bermain sisa 10 orang mulai banyak ditekan lawannya. Beruntung, juru taktik Gaspa, Gafur, jeli melihat situasi. Ia kemudian merotasi ujung tombaknya, dan memainkan hanya satu striker saja di depan. Gafur menarik keluar Rahmat, menggantikannya dengan Chandra yang sengaja disimpan di bench cadangan. Skema pun berubah, dari 4-3-3 menjadi 4-4-1. Lini tengah Gaspa 1958 tetap kokoh bahkan semakin ‘amazing’.
Lima menit setelah “insiden” kartu merah, Perspin yang mulai diatas angin, kian Pede. Namun tangguhnya lini tengah Gaspa membuat tuan rumah harus bekerja ekstra keras memeras keringat.
Gol pembuka lebih dulu dijebloskan tuan rumah Perspin, lewat gebrakan pemain depannya di menit ke 37. Satu tendangan bebas dari luar kotak pinalti, diheading Ahmad Hidayat gelandang bernomor punggung 87, gagal diantisipasi kiper Afrital. Goooooollll 1-0. Stadion Bau Massepe pun bergemuruh.
Namun, kedudukan 1-0 bagi tuan rumah tak panjang umur. 10 menit kemudian, gol lewat kepala Sugiono yang akrab disapa Ambon membuat Gaspa 1958 semakin bersemangat. Gol di menit ke 42 ini hasil assist Chandra yang baru bermain 5 menit, melalui tendangan bebasnya dari kiri jantung teritorial Perspin Pinrang. Berdiri tanpa pengawalan, heading Ambon membungkam supporter tuan rumah. Gooooooooollllll 1-1.
Kedua kesebelasan saling beradu jual beli serangan, pertandingan kian seru di babak kedua. Hanya saja, kepemimpinan wasit yang cenderung miring sebelah, membuat pendukung Gaspa 1958 sedikit kecewa. Tak ayal, teriakan “wasit jahat” pun menggema di kursi penonton yang ada di tribun Stadion Bau Massepe. Mereka tak puas dengan keputusan kontroversial sang wasit. Namun, hingga wasit Sukirman meniup peluit panjangnya, kedudukan imbang 1-1 tetap tak mengubah keadaan.
Dengan hasil ini, keduanya hanya memetik satu poin. Gaspa dan Perspin berada di urutan 2 dan 3 klasemen, sedangkan Nene Mallomo FC asal Kab. Sidrap, yang di pertandingan awal sukses menundukkan Persijo Jeneponto (skor 0-1) merangsek di puncak klasemen sementara 4 Besar Liga 3 Sulsel.
Manajer Gaspa 1958, Aipda H Ruslan Shimer, usai pertandingan yang mendebarkan ini mengaku cukup puas dengan hasil imbang tersebut, meski pihaknya memberi catatan soal kepemimpinan wasit yang menurutnya lebih cenderung pro kepada tuan rumah.
“Kami berterima kasih kepada anak-anak yang sudah fight dan tampil high press melawan tuan rumah, kami akan fokus pada pertandingan besok melawan Persijo Jeneponto. Mohon doata semua, supaya anak-anak kami bisa memberikan yang terbaik besok, sementara untuk wasit, mohon ini menjadi catatan, kami punya gol dianulir, dan ada hadiah pinalti tapi tidak diberikan, mohon wasit fairplay juga dong, jangan merugikan kedua belah pihak,” tegas manajer Gaspa 1958 itu.
Dalam laga keras ini, wasit Sukiman mengeluarkan sedikitnya 6 pucuk kartu kuning serta 1 buah kartu merah, yang membuat Raikard terpaksa harus diparkir, saat Gaspa 1958 berhadapan dengan Persijo Jeneponto, Minggu (27/10) sore, di tempat yang sama. (Ist)