Fondasi Unanda Unjukrasa, Rektor Malas Terima Telepon Wartawan

PALOPO — Buntut dari skorsing tiga mahasiswa kritis di Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo, ratusan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa.

Mereka yang tergabung dalam aliansi Front Demokrasi Universitas Andi Djemma (Fondasi Unanda) berunjuk rasa di depan gedung Rektorat Universitas Andi djemma, di Kompleks Anggrek, Kelurahan Tompotikka, Wara, Palopo  Jumat (15/3).

Fondasi Unanda merasa geram karena kebebasan berpendapat dan berekspresi dikekang di kampus pencetak tokoh-tokoh penting Tana Luwu itu.

Sanksi skorsing terhadap tujuh mahasiswa yang dinilai cacat Standar Oprasional Prosedur (SOP) oleh pihak kampus membuat mereka mengobarkan ‘bendera perang’.

“Ini busuk! Tanpa melalui jalur komunikasi dengan Komisi Disiplin, pihak Fakultas 31 Januari lalu secara sepihak mengeluarkan SK Skorsing dan SP,” teriak Jendlap, Galang Saputra, didampingi Wajendlapnya, Hermawan Tarmuzi.

Fondasi Unanda, mengeluarkan tiga butir tuntutan dimana diantaranya, pihak Rektorat kampus harus segera mencabut SK skorsing dan SP yang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), kedua, Transparansi Statuta Kampus dan ketiga, wujudkan demokrasi dalam Kampus.

Mereka berjanji jika ketiga tuntutan itu tak direspon dengan baik, maka mereka kembali mengancam akan turun ke jalan dan memboikot kegiatan kampus.

Sementara itu, tujuh mahasiswa yang diberikan Surat Peringatan (SP) dan skorsing diantaranya, Sartika Anwar, Muh Rusdin Rahjab, Isvan Abidin, Saldi, Febriansyah skorsing 1 semester (SP 2), Mardanianto skorsing 1 semester (SP 3) dan Komang Jordi Segara dengan skorsing 2 semester (SP 3).

Mahasiswa ini sebelumnya bersuara lantang menuntut perbaikan sarana dan prasarana pendidikan di kampus mereka yang menurutnya banyak yang tidak sesuai standar, serta transparansi uang BOP, uang final, serta tuntutan pengadaan dosen agama Hindu dan evaluasi kinerja jajaran dosen di Universitas Andi Djemma yang dinilai makuttu masuk mengajar.

Pihak Rektor Unanda sendiri, Dr Marsus Suti MKes, saat coba dikonfirmasi Media Duta Online sepanjang hari Jumat sore (15/3) tak merespon panggilan telepon, untuk mengklarifikasi tudingan dan sekaligus meminta jawaban atas 3 tuntutan mahasiswa pengunjuk rasa di kampusnya.

(*)

Pos terkait