PALOPO — Kabarnya, Rumah Sakit Umum Daerah Sawerigading Palopo memiliki utang miliaran rupiah dengan beberapa distributor obat.
Pasalnya, utang tersebut belum juga dibayar sejak tahun 2017 lalu, sehingga berdampak pada penyetopan suplai obat dari beberapa distributor.
Salesman Distributor obat TP Milenium Pharmacon International (MPI), Dwito, mengatakan utang pihak RSUD Sawerigading kepada MPI sebesar Rp1 miliar lebih, seperti dilansir Tribun News.
“Kami bosan dijanji-janji sama pihak RSUD Sawerigading. Setiap kali kami datang selalu dijanji. Utang obat RSUD Sawerigading kepada MPI dari tahun 2017 hingga 2018 mencapai miliaran, belum lagi utang obat pada distributor lainnya,” ungkap Dwito, Kamis (20/9).
Lalu apa kata pihak RSUD Sawerigading Kota Palopo menanggapi kabar ini?
Direktur Keuangan dan Administrasi RSUD Sawerigading, Aifah SSTP, ikut angkat bicara.
Ia menjelaskan perihal sejumlah distributor obat yang menyetop suplai ke RSUD Sawerigading, bahwa hal itu memang benar adanya.
Ia sampaikan, bahwa pengadaan obat yang melalui e-katalog, yang jangka waktu pembayaran 30 hari, sementara pembayaran BPJS Kesehatan sampai tahun ini baru sampai di bulan April, dan hampir semua rumah sakit lazimnya seperti itu, karena urusan administrasi keuangan bukan sesuatu yang instan,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, utang RSUD Sawerigading ke distributor obat, saat ini hanya berkisar Rp5 miliar.
Sementara tunggakan piutang BPJS Kesehatan ke pihak RSUD Sawerigading jumlahnya sekitar Rp12 miliar.
Hal itu, kata Aifah, disebabkan karena keterlambatan pembayaran klaim BPJS sampai bulan April 2018 tahun ini.
“Pasien kami, 95 persen adalah pasien BPJS, karena ini RS rujukan dan milik pemerintah, otomatis ketergantungan rumah sakit ini (dalam sektor keuangan) masih sebagian besar ada pada pihak mitra kami seperti BPJS dan pemerintah, sehingga semua proses pembayaran utang juga tergantung pada kelancaran arus kas (cashflow) para mitra,” terang Aifah di ruangannya, Kamis (20/09).
“Meski demikian, sampai hari ini RSUD Sawerigading tetap memberikan pelayanan ke masyarakat dan persediaan obat juga stoknya masih dapat terpenuhi. Beberapa distributor obat besar masih tetap melayani kita kok,” ungkapnya. (*)