Masamba — Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengungkapkan fakta mengejutkan. Hasil survei Studi Most Littered Nation In the World menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat redah. Survei tersebut menunjukkan, dari 61 negara yang disurvei, Indonesia berada di peringkat ke-60. Bupati mengungkapkan hal itu saat membuka Simulasi Pengelola Perpustakaan Wilayah Terpencar, Terpencil dan Terisolir (3T) yang berlangsung mulai 29 November sampai 1 Desember 2017.
“Fakta bahwa kita ada di posisi ke-2 dari bawah menunjukkan minat baca masyarakat masih sangat rendah. Untuk itu, budaya literasi membaca harus terus kita gerakkan. Nah, acara ini menjadi sangat penting karena misi meningkatkan minat baca itu tergantung ketersediaan sarana perpustakaan, utamanya di wilayah 3T. Olehnya itu, jangan pernah memandang sebelah mata kearsipan dan perpustakaan ini,” ujar Indah di hadapan 27 peserta simulasi yang diambil dari perwakilan di wilayah 3T, Rongkong, Seko dan Rampi.
“Bung Karno pernah mengatakan, arsip itu adalah memori bangsa. Karena dia menjadi memori bangsa, maka menjadi penting bagi kita semua untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan, khususnya yang terkait pendidikan literasi. Kami berharap melalui kegiatan ini, akan tercipta budaya membaca yang lebih baik. Ini penting untuk kita semua mengajak masyarakat agar lebih giat lagi membaca. Ini juga menjadi tugas para pengelola perpustakaan dan kearsipan,” pungkas Bupati
Sementra itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, Maharuddin mengatakan, pemerintah daerah wajib melaksanakan perpustakaan secara khusus di wilayah 3T. Karena sudah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 5 Ayat 2. “Undang-undang tersebut mengamanahkan bahwa daerah yang kondisi geografisnya terpencar, terpencil dan terisolir makan Pemda wajib mengadakan perpustakaan secara khusus di sana,” ujar Maharuddin.
“Olehnya itu, kita ingin meningkatkan kompetensi dan kemampuan pengelola perpustakaan di sana serta kita ingin menjadikan perpustakaan sebagai sumber informasi untuk masyarakat wilayah sana. Untuk itu simulasi pengelola perpustakaan kita adakan demi mewujudkan apa yang menjadi harapan kita. Dengan harapan ke depan, minat baca masyarakat bisa lebih meningkat lagi, khususnya di wilayah 3T ini,” pungkasnya. (Lukman Hamarong)