Mahasiswa KKN Unhas Kenalkan Teknologi Pengolahan Sampah Organik kepada Warga Lakessi

Parepare, MediaDuta — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin yang tengah bertugas di Kelurahan Lakessi, Kota Parepare, melaksanakan program edukatif bertajuk “Edukasi Mengenai Teknologi Pengolahan Sampah Organik (Biopori, Eco-Enzyme, dan Eco-Briquette) dan Cara Pembuatannya.” Program ini bertujuan mengenalkan teknologi ramah lingkungan sekaligus mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola limbah organik rumah tangga.

Kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, serta mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya pengurangan sampah organik sejak dari sumbernya.

Dalam pelaksanaannya, warga diperkenalkan dengan tiga teknologi sederhana namun berdampak besar bagi lingkungan:

  • Biopori, sebagai solusi resapan air dan pengurangan genangan;
  • Eco-enzyme, cairan serbaguna hasil fermentasi limbah dapur yang dapat digunakan sebagai pembersih alami;
  • Eco-briquette, bahan bakar alternatif berbasis limbah seperti arang kayu, tempurung kelapa, sabut, dan sekam padi.

Masyarakat tampak antusias mengikuti penjelasan dan demonstrasi langsung proses pembuatan ketiga produk tersebut. Beberapa warga bahkan membawa pulang produk hasil demo sebagai bahan percobaan di rumah.

“Banyak yang baru pertama kali mendengar istilah biopori dan eco-enzyme, lalu bertanya lebih lanjut soal cara membuatnya. Bahkan ada juga warga yang menyampaikan ketertarikannya untuk mencoba sendiri di rumah,” ungkap Abizar, mahasiswa pelaksana program, ke awak media, Selasa (5/8/2025).

Salah seorang ibu rumah tangga juga turut menyampaikan antusiasmenya. “Baru tahu ternyata limbah dapur bisa diolah jadi cairan pembersih alami. Tadi dijelaskan juga caranya simpel, jadi pengin coba sendiri di rumah,” ujarnya.

Kegiatan ini juga membuka peluang untuk diterapkan di RT dan kelurahan lain. Minat warga di luar sasaran awal menunjukkan bahwa potensi replikasi program sangat besar.

“Edukasi dan dukungan dari pemerintah menjadi kunci agar program seperti ini bisa diterapkan lebih luas,” tambah Abizar.

Meski dihadapkan pada tantangan dalam menyiapkan produk demonstrasi, mahasiswa KKN tersebut menekankan pentingnya keberanian melawan rasa malas serta komitmen terhadap lingkungan sebagai pelajaran utama dari pelaksanaan program ini.

Dengan semangat kolaboratif antara mahasiswa dan warga, kegiatan ini menjadi langkah kecil namun berarti menuju lingkungan yang lebih lestari.

Pos terkait