Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan Kritik Pedas Perusahaan Tambang: “1,5 Juta Itu Apa?”

Pontianak, MediaDuta – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si., menjadi sorotan publik usai pidatonya yang tajam dan emosional dalam acara Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-39, Selasa, 20 Mei 2025 lalu.

Pidato Wagub Kalbar tersebut viral saat akun media sosial instagram milik faktacilegon mengunggah video wagub dengan durasi 4 menit. Hingga pagi ini, Selasa (10/6/2025) video tersebut memiliki 46 ribu like, 544 komentar dan 503 share.

Dalam sambutannya, Krisantus melontarkan kritik keras kepada perusahaan tambang dan perkebunan yang dinilai tidak memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan daerah Kalimantan Barat.

“Di Kalimantan Barat ini ada 600 perusahaan tambang dan 400 perusahaan perkebunan. Tapi kenapa saya sangat sedih, kenapa saya belum melihat kontribusi yang nyata mereka terhadap pendapatan resmi daerah?” tegas Krisantus dalam pidatonya yang kini viral di media sosial.

Lebih lanjut, Krisantus menyoroti ketimpangan sosial dan ekonomi akibat aktivitas pertambangan yang marak di Kalbar. Ia menyampaikan bahwa dampak pertambangan tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga menghancurkan tatanan sosial masyarakat lokal.

Dampak Negatif Pertambangan yang Disorot:

• Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi: Aktivitas tambang menyebabkan migrasi, konflik sosial, dan ketahanan pangan yang terganggu.

• Kerusakan Lingkungan: Polusi, degradasi lahan, dan pencemaran air akibat drainase asam tambang mengancam kesehatan masyarakat.

• Konflik Sosial: Hilangnya mata pencaharian dan konflik agraria yang terus meningkat.

• Ketimpangan Gender: Perempuan lebih rentan karena terdampak langsung di sektor informal dan pertanian.

• Distribusi Manfaat yang Tidak Adil: Keuntungan besar dari sektor tambang tidak diimbangi dengan kontribusi sosial yang layak.

“Seribu lebih investasi ada di Kalimantan Barat ini, tapi yang terjadi justru konflik dengan masyarakat. Sedikit-sedikit lapor polisi. Tidak ada upaya preventif untuk mencegah konflik agraria yang terus meningkat di berbagai wilayah,” ujarnya dengan nada kecewa.

Tak hanya itu, Krisantus juga mengkritik minimnya dukungan perusahaan terhadap kegiatan budaya lokal. Ia menyinggung langsung pernyataan Ketua Panitia PGD yang menyebut ada perusahaan yang hanya menyumbang Rp1,5 juta untuk perayaan besar masyarakat Dayak tersebut.

“Ketua panitia tadi bilang ke saya, ada perusahaan yang hanya menyumbang Rp1,5 juta… weeeee padahal kalian semua sudah mengeruk triliunan dari tanah Kalimantan Barat. Seharusnya kalian semua hadir di sini. Biar kalian semua saya bisa tunjuk biji matanya satu per satu,” tegasnya, disambut riuh tepuk tangan hadirin.

Krisantus menekankan pentingnya penghormatan terhadap kearifan lokal dan budaya Dayak.

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kalau Anda bekerja di Kalimantan Barat, maka jadilah bagian dari Kalimantan Barat,” pesannya.

Di akhir pidatonya, Krisantus menyerukan agar perusahaan tidak hanya hadir untuk memperkaya diri, tetapi juga berkontribusi nyata dalam membangun dan menyejahterakan masyarakat Kalimantan Barat.

“Jangan hanya datang untuk mengeruk kekayaan Kalimantan Barat, tapi sayangilah masyarakat. Berilah kelimpahan, kemakmuran, uang tunai, properti, pendapatan, kekayaan, keamanan, harta, dan nilai,” pungkasnya. (KN)

Pos terkait