Jelang Pemilu 2024, Bawaslu Kabupaten Barru Gelar Sosialisasi Antisipasi Hoax di Media Sosial

MEDIA DUTA, BARRU— Badan Pengawas Pemilu( Bawaslu) kabupaten Barru menggelar Sosialisasi Antisipasi Hoaks di Media Sosial dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 di Cafe 3R, desa Lempang kecamatan Tanete Riaja kabupaten Barru, Sabtu (3/2/2024).

Bawaslu yang akrab dengan taglin ‘ Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu. Acara Sosialisasi ini dibuka Kepala Sekretariat Bawaslu, Muhammad Muhaimin dan dihadiri Komisioner Bawaslu Barru dari Divisi Pencegahan, Hukum dan Humas, Mastang dan para peserta dari Korsek 7 kecamatan, praktisi media dan sejumlah pihak Kehumasan dan steakholder terkait.

Muhaimin menyatakan saat ini banyak ragam berita dan informasi yang berseliweran diluar. Terutama di medsos yang begitu ramai dengan dua jenis. “Ada yang positif dan benar dan tak bisa juga dipungkiri kalau ada info yang negatif atau tidak benar, sehingga dibutuhkan peran kuat dari Bawaslu sendiri dan perlu dukungan dari pihak media bersama masyarakat dalam rangka menciptakan pemilu yang aman dan damai,” ucap Muhaimin.

Sedangkan Komisioner Bawaslu Barru Divisi Pencegahan, Hukum dan Humas, Mastang menjelaskan bahwa dalam tahapan kampanye ini banyak beredar informasi beragam dan ada yang bermuatan negatif. “Kami di Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri melawan hoaks tanpa keterlibatan semua pihak, sehingga perlu adanya sinergitas kuat untuk memberikan dukungan ke Bawaslu dalam menangkal informasi hoaks,” kata Mastang.

Terutama saat kampanye sulit terhindarkan dengan sejumlah informasi hoaks. “Untuk menciptakan pemilu berkualitas dibutuhkan bantuan dari semua pihak Khusus kepada teman media dan bagian kehumasan untuk membantu Bawaslu melawan hoaks,” urainya.

Salah seorang nara sumber dalam sosialisasi ini, dari Korlip dan Redaktur Politik, Hukum dan HAM( Polhukam) Harian Tribun Timur, Hasyim Arfah yang memaparkan antisipasi hoaks di media sosial. Menurutnya untuk mendeteksi hoaks tidaknya informasi atau berita yang beredar disejumlah medsos. Dibutuhkan pisau analisis untuk membedah berita itu apakah hoaks atau bukan hoaks.

Sebagai contoh kata Hasyim. Ada orang benci pemerintah tapi tidak jelas apa dasar kebenciannya sehingga perlu dianalisis apa bentuk kebenciannya. Menurut Hasyim hoaks itu berbahaya karena menimbulkan keresahan, memecah belah bangsa, menimbulkan fitnah ke masyarakat dan menimbulkan gangguan mental kepada seseorang.

“Hoaks beredar disejumlah medsos seperti di Wa, Fb twiter, instagram sampai tiktok. Tujuh bentuk hoaks diantaranya Satira atau parodi contoh berita memancing ikan dilubang dijalan raya. Tidak ada niat jahat tapi dapat mengecoh. Contoh Polisi bakal dibubarkan dan diganti Hansip,” beber Hasyim.

Perkembangan konten hoaks paling rawan paling banyak diberita politik, entertainmen dan kriminal, lanjut Hasyim.

Dia mencontohkan Watshapp berpotensi paling besar menyebarkan informasi hoaks. Sekarang ada bisnis akun untuk dijadikan media kejahatan. “Lalu bagaimana cara antisipasi hoaks, yang pertama saring sebelum sharing, verifikasi sumber informasi, cek fakta, perhatikan gaya bahasa sensasional, periksa tgl dan sumber, edukasi dan kesadaran masyarakat, pertahankan kritisisme, periksa kembali di sumber resmi,” pungkasnya.

Dipenghujung pemaparan Hasyim Arfah menjelaskan bahwa hoaks dibuat orang jahat disebar orang bodoh, dipercaya orang dungu. (HANA)

Pos terkait