MEDU.ONLINE.TORAJA – Presiden RI Joko Widodo meresmikan bandara Buntu Kunik Toraja, Kamis 18 Maret 2021 hari ini.
Bandara dengan fasilitas terbaik itu akhirnya bisa dinikmati.
Pembangunan bandara ini sudah bergulir sejak 2015. Sempat mangkrak karena ada perseteruan tokoh masyarakat dan kelar di periode kedua Jokowi.
Dalam sambutan peresmian tersebut, Jokowi, menjelaskan, hampir setiap enam bulan ia mempertanyakan ke Menteri Perhubungan tentang penyelesaian bandara di Tana Toraja ini.
“Dan akhirnya hari ini bisa kita resmikan dan sudah beroperasi. Kita patut bersyukur. Alhamdulillah,” beber Jokowi yang disiarkan Chanel Youtube Sekretariat Presiden.
Bandara Tana Toraja, kata Jokowi, unik. Pasalnya, memotong tiga bukit untuk membangun runway sepanjang 2 ribu meter. Jokowi berharap dengan dibukanya bandara tersebut, nantinya konektivitas akan semakin baik, termasuk pariwisatanya.
Menurutnya, orang dari Makassar, Bali, Jakarta, dan Bandung bisa langsung ke Tana Toraja.
“Langsung ke Tana Toraja untuk melihat negeri di atas angin , melihat Kete Kesu, untuk melihat Pango-pango. Saya sendiri pernah ke sini sekali, tapi belum melihat ini semua. Ini juga tidak tahu bisa melihat atau tidak,” kata dia.
Budget atau biaya pembangunan bandara ini juga tidak main-main, menyentuh Rp 1/2 triliun rupiah.
Total anggaran Rp 580 miliar dengan sistem multi years sejak 2018, 2019, 2020.
Rinciannya, di tahun 2018, Rp 160 miliar. Di tahun 2019 Rp 250 miliar dan di tahun 2020 sebesar Rp 170 miliar.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan dilanjutkan Gubernur Nurdin Abdullah lalu diresmikan di era Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Mengutip situs resmi Kementerian Perhubungan, sejatinya Proyek Pembangunan Bandara Buntu Kunik Tahap I ditargetkan selesai pada bulan Mei 2020
Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerjanya saat meninjau Bandara Buntu Kunik, Tanatoraja, Sulawesi Selatan pada Jumat (28/2/2020).
“Bulan Mei 2020 sudah bisa selesai dan beroperasi untuk tahap I, dengan panjang landasan (run way) 1.600 meter, yang bisa didarati pesawat ATR berkapasitas 72 penumpang,” jelas Menhub saat itu.
Sementara pembangunan tahap selanjutnya akan dilakukan perpanjangan run way hingga 2000 meter yang ditargetkan selesai pada Oktober 2020, sehingga bisa didarati pesawat yang lebih besar seperti Boeing 737.
Menhub mengungkapkan, tidak mudah untuk membangun Bandara Buntu Kunik karena kondisi topografi yang curam.
“Memang ada kendala teknis seperti membuat turap 30 meter, lalu ada selokan yang tidak boleh patah. Saya minta pembangunan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjamin keselamatan. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI agar menyelesaikan pembangunan infrastruktur transportasi untuk meningkatkan pariwisata dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan”, ungkap Menhub.
Menhub menargetkan akan ada sekitar 500.000 penumpang dalam setahun di Bandara Buntu Kunik, dengan rata-rata per bulannya mencapai 30-40 ribu penumpang.
Pembangunan bandara ini diharapkan dapat semakin memudahkan akses menuju destinasi wisata Tana Toraja yang dapat memajukan sektor pariwisata di daerah tersebut.
Jika pembangunan Bandara ini selesai, para turis yang ingin ke Toraja hanya membutuhkan waktu 45 menit, yang sebelumnya 9 jam perjalanan darat dari Kota Makasar atau 3 jam dari Palopo.
Bupati Toraja tengah melakukan proses perubahan nama Bandara yang tengah dilakukan proses persetujuan dari masyarakat dan juga kepala daerah juga DPRD.
Sebagai informasi Bandara Buntu Kunik terletak di Kabupaten Mangkedek, Tana Toraja merupakan salah satu Bandara yang masuk dalam RPJMN Tahun 2019-2024. (Int)